Listrikpun Akan Menyusul Wireless
Dalam
waktu yang tidak terlalu lama, kabel listrik bakal menghilang. Para peneliti telah
berhasil UNTUK MENDISTRIBUSIKAN LISTRIK TANPA KABEL. Bagaimana cara kerja
teknologi baru ini dan kapan menjadi kenyataan, semuanya diulas di sini. Bayangkan
Anda berada dalam sebuah ruangan, di dalamnya tidak ditemukan satu kabel
sekalipun yang berseliweran. TV, system stereo, DVD, atau Bluray-Player, HiFi-Headset,
semuanya bekerja tanpa menggunakan baterai atau kabel listrik. Bahkan, baterai
perangkat mobile seperti laptop, ponsel, atau kamera digital terisi secara
otomatis, begitu Anda memasuki rumah, tentu tanpa harus mencolokkan kabel. Prinsip
dasar teknologi yang bakal menjadi visi dari kehidupan ini dirancang oleh para
peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Proyek ini disebut

dengan nama “WiTricity”. Teknologi ini kemudian dikembangkan oleh Intel. Target
mereka, teknologi ini segera terealisasi dalam beberapa tahun ke depan. Intel
menyebut teknologi ini sebagai WREL (Wireless Resonant Energy Link), pemancaran
energi tanpa kabel melalui resonansi. Intel sendiri telah mendemonstrasikan
realisasi teknologi tersebut sejak tahun lalu. Pada ajang Intel Developer Forum
(IDF), Intel Chief Technology Officer (CTO), Justin Rattner, memperlihatkan
sebuah lampu 60 watt yang dapat menyala dalam jarak satu meter tanpa
menggunakan koneksi kabel. Sejak saat itu, Intel pun menunjukkan bahwa WREL
juga dapat mengoperasikan sebuah netbook tanpa baterai atau membunyikan speaker
tanpa kabel dengan mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Bagi orang
yang melihat demonstrasi pertama dari teknologi WREL, reaksinya sama seperti
saat diperkenalkannya WLAN. Anda tentu masih mengingat bagaimana rasanya
pertama kali dapat terkoneksi ke Internet tanpa kabel. Awalnya, banyak orang
yang heran bahwa Internet dapat diakses dengan tanpa kabel. Orang tergerak
untuk memutuskan koneksi secara manual dan kaget bahwa semuanya masih berjalan.
Selanjutnya, teknologi tersebut biasa saja. Prinsip dasar transfer listrik
nirkabel ini dengan teknologi WREL ini berhubungan dengan fenomena resonansi.
Sebuah receiver WREL dapat menangkap energi dari sebuah medan magnet dengan
bantuan koil, bila dipancarkan dengan frekuensi yang sama dari sebuah
transmitter (melalui koil). Agar impedansinya optimal, digunakan gulungan kabel
pada kedua sisinya. Di sini, gulungan kabel juga berfungsi sama seperti gigi
transmisi sepeda. Saat menanjak, gigi transmisi diturunkan agar dapat
memanfaatkan energi secara lebih efisien. Sebaliknya, saat menurun digunakan
gigi transmisi yang lebih tinggi. Receiver juga menentukan sendiri besar arus
dan tegangan yang diperlukan sesuai dengan ukurannya. Jadi, tidak perlu lagi
repot dengan adaptor. Selain itu, transmiter WREL hanya memancarkan energi
sebanyak yang diperlukan oleh receiver saja. Teknik pemancaran listrik nirkabel
lainnya sebenarnya sudah digunakan, seperti pada sikat gigi elektronik atau
smartphone baru dari Palm Pre dengan charge station “Touchstone”-nya. Di sini,
perangkat harus sedekat mungkin atau menyentuh transmitter. Sebaliknya, WREL
dapat bekerja dengan jarak yang jauh. Pada rancangan yang didemonstrasikan oleh
Intel (lihat gambar di atas), unit receiver dapat digunakan dalam jarak 20 cm
sampai satu meter. Zona ini disebut oleh para peneliti Intel sebagai magical
area. Receiver WREL dapat bergerak bebas dalam area ini tanpa memutuskan
listriknya. Fokus penelitian: efisiensi lebih tinggi, Magical Area yang lebih
luas.Namun, sebelum kita membuang semua kabel listrik dan adaptornya, masih
banyak yang harus dikerjakan oleh para peneliti. Dalam beberapa tahun
mendatang, mereka masih harus menjelaskan detailnya. Tim peneliti Intel Labs di
Seattle lebih terfokus pada optimasi efisiensi, form factor, dan tingkat
keamanan radiasi. Dalam eksperimen yang telah dilakukan oleh Intel, tingkat
efisiensinya sudah mencapai 75 persen. Angka ini memang sudah sangat besar.
Namun, dari sisi krisis energi dunia, angka tersebut masih terlalu kecil.
Kepala penelitian Intel, Rattner, menjelaskan bahwa energi yang terbuang masih
besar bila tidak melakukan pengisian baterai. “Tingkat efisiensi yang tinggi
menjadi satu masalah pada WREL, hampir tidak mungkin untuk direalisasikan.” Tingkat
efisiensinya juga tergantung oleh alignment koil dan lilitan kabel. Bila receiver
diputar sedikit, tingkat efisiensinya menurun drastis. Inilah yang ingin dihindari
oleh para peneliti. Mereka mengganti lilitan kabel dengan sensor dan microchip
yang dapat menyesuaikan resonansi dalam medan magnet secara lebih baik. “Listriknya
bisa saja berasal dari lemari dapur,” jelas Justin Rattner. “Jadi, Anda tidak
perlu lagi mencolokkan mesin Espresso.” Pemancar WREL juga dapat dipasang dalam
dinding rumah untuk memasok listrik ke semua perangkat elektronik yang berada
dalam magical zone. Meja tulis pun dapat berguna untuk memasok maupun mengisi
baterai semua perangkat di sekitarnya. Keamanan radiasi juga masih harus
dipertanyakan. Apakah teknologi ini tidak berbahaya bila energi yang besar
dipancarkan melalui udara? Prinsipnya memang tidak demikian karena WREL menggunakan
gelombang magnet yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Memang, medan magnet
yang kuat senantiasa membawa radiasi elektromagnetis. Oleh sebab itu, para
peneliti dari Intel berusaha untuk menggunakan frekuensi yang menghasilkan
medan magnet yang kuat dengan beban elektromagnetis minimal. Saat produk
pertama sudah diluncurkan ke pasar, teknologi WREL ini harus benar-benar aman
terhadap manusia. Begitu teknologi WREL sudah matang dan aman, aplikasinya
bakal meluas dengan cepat, misalnya untuk aplikasi medis, seperti untuk
mengoperasikan alat pengatur detak jantung atau mengimplementasikan organ-organ
buatan. Pemancaran listrik secara nirkabel bakal menjadi faktor penting, bukan
saja antarperangkat, melainkan juga di dalam perangkat-perangkat canggih itu
sendiri. Bayangkan komputer, dengan prosesor yang tidak lagi disuplai dengan
listrik melalui ratusan kontak, tetapi tanpa kabel melalui WREL. Prinsipnya
sama juga untuk komponen PC yang lain. Setelah ini, mungkin banyak yang
penasaran berapa lama lagi kita akan sampai ke era listrik nirkabel,
sama seperti melihat Internet melalui WLAN saat ini.
sumber: http://seinelektron.student.umm.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar